Illustrator: Herra Frimawati |
Mendapatkan perhatian pasangan dengan
berpura-pura disukai banyak orang. Ide bagus atau menjengkelkan?
Hariadi (26)
sudah setahun lebih menggunakan aplikasi kencan online. Ia merasa aplikasi
semacam ini sangat efektif mencari pasangan sebab penggunanya biasanya memang
punya niat yang sama. Kencan online terkesan simpel sebab kita bisa bebas
menentukan pilihan.
“Kalau
seandainya tidak cocok ya tidak lanjut. Kalau cocok lanjut”, ujarnya kepada
Haluan.co.
Tahap krusial
adalah saat bertemu langsung. Jika tidak cocok biasanya mulai ada perubahan
sikap dari calon pasangan. “Ada yang ngeblok, ada yang menghilang gitu aja,” ia
menambahkan. Kini, Hariadi telah menemukan pasangannya dari aplikasi kencan
online ini.
Di Amerika
Serikat, perjodohan daring di AS meningkat pesat. Para peneliti dari Tyro Capital Management membeberkan angka perceraian di AS menurun
tetapi perjodohan daring meningkat. Situs dan aplikasi perjodohan menjadi
industri yang pesat. Tinder merupakan aplikasi paling banyak digunakan diikuti
Bumble, Hinge, dan Tantan.
Sebanyak 30%
warga dewasa di AS mengaku pernah menggunakan aplikasi ponsel maupun internet
untuk mencari pasangan. Untuk konsumen yang lebih muda dibawah 30 tahun
angkanya lebih tinggi yaitu sekitar 50%.
Kendati
terkesan sederhana, kencan online bisa sangat rumit bagi orang yang tidak
terbiasa. Ada sejumlah istilah khusus dalam kencan daring yang menggambarkan
kerumitan ini. Benching misalnya, istilah untuk menggambarkan hubungan yang
tidak jelas. Tidak ada komitmen dalam hubungan ini, tetapi calon pasangan sesekali mengirimkan teks
romantis kepada anda. Jika kamu pernah merasakannya, kemungkinan orang ini
sedang menimbang-nimbang pilihannya.
Tidak
mendapatkan kejelasan dalam hubungan tentu akan menjengkelkan sebab kita hanya
akan terjerat dalam situasi yang rumit. Namun ini masih belum seberapa
ketimbang ghosting dan zombie.
Ketika
berkencan, banyak juga pasangan yang tiba-tiba menghilang tanpa alasan yang
jelas. Kondisi ini disebut ghosting karena pasangan diibaratkan seperti hantu. Bagi yang
ditinggalkan ini tentu menguras emosi. Sementara jika pasangan datang dan
menghilang sesuka hati, pengguna kencan online menyebutnya sebagai zombie.
Whelming
Dalam
perkembangannya, kencan daring melahirkan banyak istilah baru. Paling anyar
adalah whelming yang dipopulerkan oleh jurnalis SELF Patia
Braithwaite. Ini untuk menggambarkan kondisi ketika calon pasangan bersikap
seolah-olah dia disukai oleh banyak lawan jenisnya agar menarik perhatian
lawannya. Padahal sebenarnya hanya bentuk akal-akalan untuk menarik calon
pasangan.
Patia Braithwaite menggambarkan perilaku whelming terlihat
ketika seseorang bisa tiba-tiba saja terlihat lesu di depan calon pasangan dan
mengatakan bahwa dirinya kewalahan menanggapi pesan yang masuk padanya. Secara
tidak langsung praktik whelming
menunjukkan bahwa kita bukanlah satu-satunya orang yang mendekatinya. Secara
halus seseorang yang bersikap seperti itu ingin memamerkan bahwa betapa menariknya
dirinya di depan banyak orang.
Hal itu
sangat menjengkelkan dan dan terkadang menyakiti hati calon pasangannya.
Seolah-olah kita orang yang sangat beruntung karena ia lebih memilih dirimu
dibandingkan dengan calon pasangan yang lain. Secara tidak langsung sikap
tersebut bisa merendahkan calon pasangannya dan secara halus memaksa calon
pasangan untuk ikut bersaing untuk mendapatkan perhatiannya.
Menarik
perhatian calon pasangan ketika kencan daring memang perlu agar mereka
terkesima dengan kita. Namun jika sudah sampai dengan menyombongkan diri dengan
berpura-pura disukai banyak orang itu bukanlah hal yang positif. Pasangan bisa
saja jengkel karena secara tidak langsung kamu merendahkan dia.
Kencan daring
memang memudahkan seseorang mencari pasangan idealnya. Namun, jika tidak
hati-hati menjalin hubungan semacam ini malah bisa menguras emosi.