Hari Ini, 7 April 2020 diperingati sebagai Hari Kesehatan Dunia. Hal ini telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sejak tahun 1950. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
Hari
Kesehatan dunia biasanya dilakukan dengan berbagai kegiatan untuk memusatkan
perhatian dunia dari aspek-aspek penting dari kesehatan global. Tiap tahunnya
WHO memberikan tema perayaan hari kesehatan, seperti pada tahun 2019, tema yang
diangkat yaitu “Universal Health Coverage Everyone, Everywhere”, yaitu
perlindungan kesehatan universal: semua orang dimana-mana.
Padaperingatan
tahun ini WHO mengangkat tema “Support Nurses and Midwifes”, yaitu “Dukung Perawat dan Bidan”. WHO mengajak
seluruh masyarakat global untuk mengapresiasi jasa para tenaga medis dengan
menggugah foto maupun video mengenai perawat, bidan dan tenaga kesehatan
lainnya.
Apa
saja jasa para perawat dan bidan bagi peradaban dunia?
Bidan
sering kita temui dalam keseharian. Ketika sakit, kita sering berobat ke bidan,
selama kehamilan sampai persalinan bidan ikut serta membantu dan
memfasilitasinya. Bidan juga memberikan konseling dan pendidikan kesehatan
kepada seluruh keluarga dan masyarakat.
Perawat
juga memiliki peran penting dalam merawat pasien dimanapun dan dalam situasi
apapun. Ketika kita di rawat di rumah sakit maupun puskesmas, kita dibantu oleh
perawat. Perawat setiap saat datang untuk mengecek keadaan pasiennya. Mereka
bekerjasama dengan dokter dan tim medis lainnya
untuk memberikan pelayanan
kesehatan dalam upaya menyembuhkan pasien.
Secara umum perawat dan bidan mengambil porsi 50% dari
total tenaga medis di dunia. Global Strategic
Direction for Strenghening Nursing and Midwifery mengatakan
bahwa di tahun 2016-2020 diperkirakan
terdapat 43,5 juta tenaga medis di mana 20,7 juta diantaranya merupakan perawat
dan bidan.
Di
Indonesia tenaga kesehatan seperti bidan, mengalami overproduksi dan maldistribusi. Maksudnya yaitu
jumlah tenaga kesehatan di Indonesiasudah melebihi kapasitas yang diperlukan,
namun di daerah-daerah tertentu masih banyak mereka yang kekurangan tenaga
kesehatan. Hal ini disebabkan karena persebaran tenaga kesehatan yang tidak
merata.
Dilansir data Badan PPSDMK tahun 2019, posisi bidan
terkonsentrasi di Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur, dan posisi perawat
terkonsentrasi di Banten, Jawa Barat dan Sumatera Utara. Sedangkan di daerah
lainnya mengalami kekurangan tenaga kesehatan seperti di Yogyakarta, Sulawesi
Utara dan Bangka Belitung yang masih kekurangan tenaga kesehatan perawat.Bangka
Belitung yang menempati posisi terendah minimnya tenaga kesehatan perawat yaitu
rasio perawat dibandingkan dengan penduduk hanya : 1.813.
Pandemi
COVID-19 semakin mengkhawatirkan setiap harinya. Virus ini mulai menyerang
sejak Desember tahun 2019 di Wuhan, Cina. Hingga saat ini tercatat sebanyak
1.249.107 kasus positif terinfeksi dan 67.999 diantaranya dilaporkan meninggal
dunia. Di Indonesia total 2.738 masyarakat yang terinfeksi, 221 meninggal dan
204 masyarakatnya sembuh.
Di
tengah pandemi yang melanda, bidan dan perawat berada di garis terdepan bersama
dokter dan tim medis lainnya, dalam mengatasi dan menyediakan perawatan bagi
masyarakat. Mereka rela mengambil resiko
kesehatan mereka sendiri untuk melindungi masyarakat luas.
Kurangnya
alat pelindung diri (APD) di seluruh dunia termasuk Indonesia membuat tenaga
kesehatan kesulitan dalam menangani pasien yang terinfeksi. Perawat beresiko
tertular penyakit lebih tinggi dibandingkan tim medis yang lain karena perawat
selalu melakukan kontak dengan pasien.
Dikutip
dari akun instagram resmi Persatuan Perawat Nasional Indonesia,bahwa dalam
waktu satu bulan ini, terdapat enam perawat yang meninggal dunia dalam
menjalankan tugasnya menangani pasien yang terinfeksi COVID-19. Keenam perawat
tersebut yaitu Ninuk Dwi, Sugiarto, Harmoko, Letkol (Kowal) Mulatsih, Setia
Wibowo dan Mursyida.
Meninggalnya
keenam perawat tersebut menjadi pukulan bagi masyarakat Indonesia. semoga
kedepannya keselamatan tenaga kesehatan Indonesia lebih diperhitungkan
pemerintah, dengan melengkapi alat perlindungan diri. Masyarakat juga
diharapkan ikut berpasrtisipasi dengan mengikuti anjuran pemerintah dengan menerapkan
psycisal distancing demi menekan penularan virus ini.
Selamat
Hari Kesehatan Sedunia! Terima kasih kepada seluruh perawat dan bidan di dunia,
atas perjuanganmu menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19!