Oreo Supreme: Rasa atau Gengsi?

Illustrasi: Herra Frimawati

 

Apa yang paling menarik dari produk Oreo? Bagi banyak orang, tentu saja rasanya. Namun yang kalah penting adalah harganya. Sebungkus Oreo 133 gram hanya dibanderol sekitar Rp13.000 saja. Harga yang tentu masih terjangkau bagi kantong banyak orang Indonesia.


Apa jadinya jika Oreo kini dibanderol hingga setengah juta? Oreo berkolaborasi dengan brand fesyen Supreme memproduksi Oreo seharga lebih dari Rp500.000 untuk tiga buah biskuit. Produk ini punya warna merah khas dengan logo Supreme yang mentereng.

 

Inilah menariknya. Meskipun banderolnya setara dengan 33 kg beras premium, Oreo Supreme tetap diburu. Youtuber dan selebgram berlomba-lomba untuk menjajal camilan rakyat yang naik kelas ini.

 

Para youtuber rela menggelontorkan uang ratusan ribu untuk  membeli Oreo Supreme demi konten. Akun Youtuber Duo Pengacara misalnya, awalnya tidak ingin membelinya karena terlalu mahal, tetapi mereka dipaksa oleh netizen. Namun, pada akhirnya ia bangga setelah membeli ini karena hanya ‘sultan’ yang sanggup membelinya.

 

Soal rasa tentu saja relatif. Ria Ricis misalnya, lebih menyukai Oreo asli belasan ribu rupiah ketimbang Oreo setengah juta. Sementara selebgram Kekeyi menyukai rasanya yang tidak terlalu manis.

 

Jika soal rasa saja masih jadi perdebatan, mengapa ia tetap menarik minat pembeli?

 

Budaya populer

Berbeda dengan Oreo, Supreme memang brand fesyen ternama yang punya banyak lini apparel mahal. Gengsi dan eksklusivitas membuat Supreme banyak digemari kalangan hypebeast. Namun, siapa yang menyangka jika brand fesyen ini akhirnya menghadirkan gengsi ke produk camilan.

 

Oreo Supreme merepresentasikan tren budaya populer yang membuat orang penasaran untuk mencoba. Budaya populer merupakan sudut pandang, pemikiran, tindakan, penilaian maupun fenomena yang dijumpai  dalam kehidupan, khususnya sebagai budaya yang berkembang dalam masyarakat.

 

Ada peran media massa dalam perkembangan budaya populer. Ia meliputi berbagai aspek yaitu fashion, konsumsi, politik dan lainnya. Tren merupakan salah satu ciri budaya populer. Jadi sebagian kalangan masyarakat merasa wajib untuk mengikutinya.



 

Budaya populer terkadang membuat kita menjadi fanatik. Bagi penggila Supreme, Oreo mahal ini jadi salah satu produk yang harus didapatkan agar dianggap selalu update dengan perkembangan produk terbaru.

 

Cassandra Napoli, Association Editor di Trend Forecaster WGSN Insight, mengatakan membeli Oreo Supreme yang banyak dibicarakan di media sosial merupakan bentuk peningkatan status sosial diantara teman-teman. Hal ini bisa dikategorikan dengan Hypebeast

 

Hypebeast merupakan anak muda yang ingin mengesankan orang lain dilihat dari pakaian, sepatu, aksesori, dan lainnya. Mereka sangat terobsesi dengan sesuatu yang kekinian. Memang tidak perlu dipungkiri lagi, bahwa branding menjadi faktor bagi pelanggan agar membeli produk tertentu. Kebanyakan bisnis besar berhasil membentuk kredibilitas produknya melalui branding. Tidak hanya itu branding membuat suatu produk memiliki pelanggan setia.

 

Brand Supreme tentu tidak asing lagi bagi pecinta streetwear. Brand kenamaan Amerika ini telah ada pada sejak tahun 1994. Dilansir dari fimela.com, Supreme menduduki peringkat satu brand fesyen paling populer di tahun 2018, disusul oleh Vans dan Crocs. Supreme mengusung budaya hip hop dan budaya pemuda secara umum. Brand ini membuat produksinya dengan jumlah yang sedikit untuk membuat masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Begitupun dengan Oreo Supreme. Oreo Supreme dirilis dalam jumlah yang sangat sedikit dalam periode musiman.

 

Dalam kehidupan sosial, ada istilah Fear of Missing out (FOMO) yang mengacu pada rasa takut kehilangan berita terbaru di sosial media. Mereka yang mengidap FOMO akan gelisah jika belum membuka media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan sosial media yang lain.

 

Para penggila Streetwear yang FOMO tentu akan merasa khawatir jika ia tidak mengikuti perkembangan produk Supreme terbaru. Ia akan mengusahakan agar mendapatkan semua jenis produknya.

 

Oreo Supreme lahir dari kalangan tinggi yang dimanifestasikan untuk kalangan atas saja atau bisa juga disebut high culture. Harganya yang sangat mahal membuat hanya kalangan tertentu saja yang sanggup membelinya. Kolaborasi Oreo dengan Supreme bukan fokus pada fungsi makanannya, tetapi pada reputasi dan citra yang ada.


Tulisan ini sudah tayang di Haluan.co

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال